Senin, 24 September 2007

Lawang Sewu

Ditinjau dari kondisi fisiknya, eksterior dan interior Lawang Sewu mengundang decak kagum. Meski kondisinya kurang terawat, bangunan tua ini tetap saja menyisakan keelokan arsitektural di masa lalu.

Pernah difungsikan untuk berbagai peruntukan, Lawang Sewu tak ubahnya saksi bisu perjalanan sejarah bangsa Indonesia serta kaum penjajah yang pernah mencoba berkuasa di Bumi Pertiwi.

Julukanya sendiri tak kalah gagah, Lawang Sewu yang berarti si Pintu Seribu. Ini karena bangunan berlantai dua ini punya begitu banyak pintu atau dalam Bahasa Jawanya disebut Lawang.

Konon sahibul hikayat, jumlah pintu sedemikian banyak membuat pusing orang yang ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini. Disangka sudah sampai beranda, ternyata masih ada di lingkup ruang dalam. Hingga waktu habis untuk berputar-putar ke sana-kemari sampai mumet sendiri.
Lawang sewu merupakan salah satu sosok bangunan yang berdiri tegak, tegar menatap perkembangan kota Semarang. Letaknya tepat di jantung utama kota tersebut, di salah satu sisi persimpangan Tugu Muda, strategis, terbuka luas dan mudah sekali menemukannya ( kalau sampai kesasar kebangeten banget ). Tempat ini secara hukum berada di bawah kekuasaan dinas PJKA . Bangunannya tegak berdiri selama ( mungkin)  seabad lebih, dibangun oleh bangsa Belanda yang sempat merasakan nikmatnya bumi Nusantara.

Berdiri pada 1901, Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag merupakan duo arsitektur yang membidani Lawang Sewu. Sementara pekerjanya adalah orang kita sendiri. Fungsinya sebagai kantor jawatan kereta api Belanda yang punya nama keren Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij.

Di masa perjuangan Indonesia melawan penjajahan, dalam babakan Pertempuran Lima Hari di Semarang, Lawang Sewu menjadi medan pertempuran para pejuang kita yang bersatu dalam Pemuda Angkatan Muda Kereta Api [AMKA] melawan Kompetai dan Kido Buati Jepang.

Kemudian setelah Agresi Belanda II, Lawang Sewu diambilalih untuk menjadi Kantor Jawatan Kereta Api Indonesia atau kini dikenal sebagai PT Kereta Api Indonesia [PT KAI].

Dan terakhir kali, alihfungsi lagi untuk dijadikan markas Kodam IV/Diponegoro serta kantor Wilayah Departemen Perhubungan Jawa Tengah.

Bekas-bekas ‘peninggalan’ sebagai sebuah markas militer dapat dilihat dari slogan-slogan yang ditulis di kubah Lawang Sewu, berseberangan dengan jendela kaca patri yang melukiskan dua perempuan saling berhadapan. Salah satu kata yang tertulis di situ adalah “disiplin”.

Yang membuat hati ini lega, sudah ada ‘disiplin’ Surat Keputusan Walikota [SK Wali Kota 650/50/1992] yang menyebutkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan bersejarah di Semarang. Artinya, gedung cantik ini dilindungi undang-undang untuk terus dipertahankan bentuknya seperti sekarang.

Struktur bangunan terdiri dari dua buah lantai, ruangan bawah tanah, serta beberapa bangunan yang berdiri terpisah [kelihatannya sekitar 4 buah bangunan kecil mengelilinginya]. Lantai pertama [akhir-akhir ini] kadang-kadang digunakan untuk menyelenggarakan ajang eksibisi, namun lantai kedua dan lantai bawah tanah biasanya tertutup untuk umum. Bangunan-bangunan penunjang yang mengelilinginya dibiarkan terbengkalai, kecuali salah satu bangunan yang terletak di sisi timur yang digunakan sebagai tempat tinggal.

Kondisi bangunan secara umum menurut penilaian saya masuk ke kategori memprihatinkan hingga sangat memprihatinkan. Mengingat kebesaran namanya yang disandang hingga kini, bangunan ini sangat tidak terawat, perawatan yang diberikan tidak sebanding dengan nilai historis yang terdapat disana. Kaca jendela yang terbuat dari kaca sudah banyak [sekali] yang pecah, beberapa pintu sudah rusak, rumput yang tinggi dan tak terawat di sisi tengah maupun belakang bangunan, lantai yang kotor dan kusam. Bahkan ada ruangan di sisi belakang di lantai satu yang difungsikan sebagai kandang ayam, ya…. kandang ayam. Saya sangat terkejut dan heran dengan kondisi tersebut.

Pada awal mula tulisan ini saya mengatakan secara implisit bahwa Lawang Sewu menyimpan nuansa mistis, hal ini bukan merupakan opini pribadi melainkan kenyataan yang sudah dibuktikan oleh berbagai pihak. Pemirsa tayangan misteri Dunia Lain yang ditayang kan di TransTV mungkin pernah menyaksikan uji nyali yang dilakukan di bangunan ini dan hasilnya peserta yang bersangkutan gagal untuk menyelesaikan tugasnya. Pada tayangan tersebut terlihat sosok bayangan menyerupai wanita berambut panjang dengan pakaian putih yang datang mendekat ke peserta uji nyali tersebut. Sosok tersebut terlihat jelas di rekaman video. Selain itu banyak sekali kejadian [kebanyakan masih berupa cerita] mistik yang disaksian oleh orang-orang di sekitar area Lawang Sewu.

Pernah tersiar kabar bahwa Lawang Sewu akan dijadikan hotel beberapa tahun silam, namun sepertinya hal tersebut tidak pernah terlaksana. Faktor penyebab tidak terlaksana pembangunan tersebut juga tidak jelas hingga sekarang [mungkin ada yang bersedia menambahkan ?].

Ada beberapa hal menarik sehubungan dengan Lawang Sewu, diantaranya adalah adanya lorong yang menghubungkan antara Lawang Sewu, SMAN 3 Semarang [di Jalan Bodjong atau Pemuda] dan SMAN 1 Semarang [jalan Mentri Soepeno]. Lorong tersebut digunakan oleh para pejuang kemerdekaan untuk lolos dari kejaran musuh. Pada saat saya menanyakan hal tersebut dengan salah satu orang yang �tahu banyak�, dia mengatakan bahwa lorong tersebut telah ditutup dan tidak diketahui keberadaannya. Sayang sekali bila hal tersebut tidak terdokumentasi dengan baik. Karena aset sejarah semacam ini sangat langka di dunia, mungkin bila para profesional dunia film berniat untuk mengangkatnya ke layar kaca ataupun layar perak dengan sedikit tambahan cerita yang kuat, pasti akan berpengaruh banyak.

Belum lagi mengenai kisah tengkorak yang ditemukan di salah satu ruangan bawah tanah yang [kabarnya] berjumlah sangat banyak, kemudian kisah pembantaian serta kekejaman perang yang pernah terjadi di bangunan ini. Bila ada saksi sejarah yang bersedia menceritakan berbagai hal tentang bangunan ini, saya dengan sangat senang hati untuk mempublikasikannya di Internet.

Btw, saya pernah memasuki area bawah tanah yang digunakan pada prosesi uji nyali dan berbagai kejadian buruk masa lalu tersebut, memang kondisi ruangan tersebut cukup membuat nyali kecut. Untuk deskripsi ruangan bawah tanah tersebut, mungkin akan saya kemukakan nanti. Silakan tunggu tulisan berikutnya

Tidak ada komentar: