Jumat, 07 September 2007

Tukul Dengan Katroknya

Untung saja dinegara ini masih ada orang yang mau tertawa jika dihina. jika tidak, mungkin kesuksesan tidak mungkin bisa datang begitu saja dalam diri tukul arwana. ya, ketika melihat acara empat mata, saya seperti melihat kebodohan kita sebagai manusia. tapi bagaimanapun juga, fenomena tetap saja fenomena. hal ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. perlu sebuah kristalisasi kringat yang panjang. perlu perjuangan sampai titik darah penghabisan. hingga bisa menjadi cover boy seperti sekarang ini. katanya.

Saya masih ingat acara empat mata pertama kali. dulu belum sempat sukses seperti ini. pembahasannya pun masih menjurus pada hal hal 17 tahun keatas. sering kali bintang tamunya para wanita seksi, sering kali penyanyi dangdut yang waktu itu disuruh menunjukkan ciri khas goyangannya masing masing. goyang patah patah, goyang gergaji, goyang kayang, atau entah goyang apalagi. empat mata waktu itu hanya sebuah talkshow biasa. host bertanya dan bintang tamu menjawab. dan setelah penonton, pemirsa, atau bintang tamu tertawa jika dihina. maka acara ini melesat mendudukin rating yang tinggi. ini yang dimaksudkan dengan fenomena tersebut. jarang sekali ada acara talkshow seperti ini. bagi saya, ini yang namanya dagelan kere', atau guyonan ra'teges yang merupakan ciri khas dari para pelawak pelawak jawa. lihat saja contohnya seperti polo, gogon, timbul, basuki, marwoto, kirun, topan/lesus, atau anggota srimulat yang lainnya. tidak ada bedanya dengan seorang tukul arwana yang mempunyai ciri khas yang sama.

Kita melihat ketika Tora Sudiro melempar kacang kearah tukul, lalu dengan tiba tiba tukul meniru gaya seperti anjing dengan lidah terjulur dan sesekali dengan kaki terangkat nungging. kita juga melihat ketika tukul sering kali mengajak bintang tamu masuk kedalam lalu setelah keluar sambil membetulkan celananya. terlebih sering kita melihat tukul mengatai para penonton dengan ciri ciri khasnya, "wong ndeso." "katrok." "tak sobek sobek mulutmu." atau "betulin dulu celanamu... wajah kelihatan kota kok pikiran ndeso." saya bayangkan orang orang pelosok desa jika melihat acara ini, apa tidak sakit hati. tapi sering juga ketika tukul terhina atau menghina dirinya sendiri tentang bibirnya yang makin molor, atau sering kali dia berkata "lha saya ini keturunan nying nying." lalu saya bayangkan apa bapak ibunya tidak marah ketika dikatakan punya anak nying nying. tak sempat dia memikirkan hal tersebut lalu dia berkata "puas puas!!!"

ya, saya puas. !!! para pemirsa dan penonton pun juga puas. jam tanyang ditambah. seminggu 5 kali penanyangan dalam durasi 1,5 jam. honor tukulpun bertambah. iklan iklan datang dan antri bergiliran. rumah makan ikan bakar dibukanya, rumah orang tua dibangunnya hingga megah, rekaman album juga tak ketinggalan. ini aji mumpung. ini yang namanya keberuntungan. rejeki itu datang dengan sendirinya. tapi, tanpa usaha manusia tidak mungkin bisa meraihnya. manfaatkan masa mudamu sebelum masa tuamu datang, manfaatkan masa sehatmu sebelum masa sakitmu datang, dan manfaatkan masa... iyaaa... untuk itu, iyaaa... iyaaa... iyaaa... iyaaa... iyaaa...

iya ini yang saya maksudkan. inilah cermin diri kita. potret kehidupan manusia yang sesungguhnya. apa adanya, sok tahu, keminter, ngakunya cover boy, ngakunya ini, ngakunya itu. sungguh benar benar seseorang yang polos. ciri khas wong ndeso. ini adalah icon. tukul adalah simbol dari penindasan. simbol dari bencana dan musibah. inilah fenomena kita yang kasar, norak, narsis, mesum juga munafik. bukankah ini penampakan kita sebagai manusia yang sesungguhnya. bukankah ini masyarakat kita yang sebenarnya.

sekalipun ngakunya peragawan, model, ataupun cover boy, yang namanya kutu kupret itu tetap saja kutu kupret. PUAS... PUAS...PUAS !!!???

Tidak ada komentar: